WONGJEMBER.COM – Permainan egrang merupakan permainan tradisional yang kini mulai langka dimainkan oleh anak-anak Indonesia. Egrang sendiri adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar.
Permainan tradisional ini sudah tidak asing lagi, mekipun di beberapa daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. Permainan Egrang sendiri sangat unik karena sangat dibutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh bila menaikinya, makanya tidak semua orang baik orang dewasa maupun anak-anak bisa bermain Egrang.
Saat ini permainan ini juga sudah mulai sulit di temukan, baik di desa maupun di kota. Namun tidak dengan salah satu daerah di Kecamatan Ledokombo, Jember, Jawa Timur. Permainan ini sengaja dilestarikan dengan dilakukan Festival Egrang Ledokombo setiap tahunnya.
Pawai Egrang Tanoker
Peserta egrang berkelompok melakukan gerakan-gerakan atraktif mulai angkat kaki satu diatas egrang, lari-lari, dan menari mengikuti lagu disko. Semua gerakannya dilakukan serentak per kelompok anak-anak usia SD sampai SMP berjumlah delapan orang.
Kostum yang digunakan oleh peserta festival egrang sangatlah lucu-lucu mulai dari badut, jaranan reog, penari bali, flora hutan, pak sakerah Madura dan kostum Jember Fashion Carnaval.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengapresiasi upaya Komunitas Tanoker Ledokombo bersama Pemerintah Kabupaten Jember.
Bersama pemerintah Jember dan komuniats Tanoker sejak 2010 telah bekerjasama melaksanakan Festival Egrang dengan merevitalisasi permainan tradisional Egrang.
Festival Egrang ini, lahir dari semangat dan optimisme anak-anak Ledokombo, yang hampir 9 tahun terakhir telah mengubah banyak hal, memandu Ledokombo untuk bergerak menjadi ‘desa dunia’.
Anak-anak memodifikasi permainan egrang yang sifatnya ‘lampau’ menjadi menarik dan ‘kekinian’ dengan dipadukan perkusi dan gerak tari, menjadi kreasi seni yang khas bernama ‘Tarian Egrang’.
Berbagai Perlombaan di Festival Egrang Tanoker
Rangkaian Festival Egrang Tanoker ini menghadirkan beberapa kegiatan dan perlombaan yang diikuti berbagai sekolah di kabupaten Jember.
Perlombaan itu diantaranya lomba mewarnai tingkat TK/RA, lomba menggambar untuk tingkat SD/MI, lomba mural (menggambar di dinding), lomba inovasi produk kerajinan tangan (handycraft), Temu anak atau jambore untuk saling belajar dalam penguatan kepemimpinan anak desa.
Puncak acara Festival Egrang ini, menampilkan Lomba Pawai Egrang yang diikuti anak-anak se-kabupaten Jember untuk memperebutkan piala bergilir dari Kemen PPPA yang diberikan setiap tahunnya.
Selain itu ada lomba berburu foto untuk pangan sehat dan pawai egrang, lomba foto selfie, lomba video, bazar kerajinan tangan, bazar kuliner dan pameran kelompok Destinasi Wisata di Jember.
Sedikit Tips Cara Bermain Egrang Bagi Kalian Yang Belum Tau
Pemain
Permainan egrang dapat dikategorikan sebagai permainan anak-anak. Pada umumnya permainan ini dilakukan dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia 7-13 tahun. Jumlah pemainnya 2-6 orang.
Tempat dan Peralatan
Permainan ini sendiri tidak membutuhkan tempat atau lapangan yang khusus. Permainan ini dapat dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, bisa di tepi pantai, di tanah lapang atau di jalan.
Untuk peralatan yang digunakan pada permaian ini adalah dua batang bambu bata yang relatif lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing antara 1,5-3 meter. Cara membuatnya pun mudah.
Langkah pertama bambu dipotong menjadi dua bagian yang panjangnya masing-masing sekitar 2 -3 meter. Kemudian bambu yang lain dipotong lagi menjadi dua bagian dengan ukuran masing-masing sekitar 20-30 cm untuk dijadikan pijakan kaki.
Setelah itu, salah satu ruas bambu yang berukuran panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang berukuran pendek. Setelah bambu buat pijakan kaki terpasang, maka bambu tersebut siap untuk digunakan.
Aturan Permainan
Ada dua aturan dalam permainan ini, yaitu perlombaan lari dan pertandingan untuk saling menjatuhkan dengan cara saling memukulkan kaki-kaki bambu.
Perlombaan beradu kecepatan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 7-11 tahun dengan jumlah 2-5 orang.
Sedangkan, untuk permainan yang saling menjatuhkan lawan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 11-13 tahun dengan menggunakan sistem kompetisi.
Jalannya Permainan
Apabila permainan hanya berupa adu kecepatan atau lomba lari, maka diawali dengan berdirinya 3-4 pemain di garis start sambil menaiki bambu masing-masing.
Bagi anak-anak yang tingginya kurang atau baru belajar, mereka dapat menaiki egrang tersebut dari tempat yang agak tinggi atau dapat menggunakan pijakan dan kemudian baru berjalan ke arah garis start.
Bila sudah siap, orang lain yang tidak ikut bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Bila sudah mendengar aba-aba itu, para pemain akan berlari menuju garis finish. Bagi yang lebih dahulu mencapai garis finish dinyatakan sebagai pemenangnya.
Sedangkan, apabila permainan bertujuan untuk mengadu bambu masing-masing pemain, maka diawali dengan pemilihan dua orang pemain yang dilakukan secara musyawarah atau mufakat.
Setelah itu, mereka akan berdiri berhadapan. Bila sudah siap, peserta lain yang belum mendapat giliran bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan.
Ketika aba-aba didengar, kedua pemain akan mulai mengadukan bambu-bambu yang mereka naiki. Kemudian pemain yang dapat menjatuhkan lawan dari bambu yang dinaikinya dinyatakan sebagai pemenangnya.