Potensi Desa Poncokusumo Malang Sebagai Desa Agroindustri Malang

Potensi Desa Poncokusumo Malang Sebagai Desa Agroindustri Malang

Desa Poncokusumo adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Desa Poncokusumo masuk sebagai desa wisata yang terletak di kaki Gunung Semeru dengan luas 686, 2509 ha.

Geografis Desa Poncokusumo Malang

Secara geografis Desa Poncokusumo merupakan kawasan dengan kondisi lahan berupa hamparan lahan yang cenderung berbukit-bukit karena terletak di sebelah selatan perbatasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan ketinggian antara 600 sampai dengan 1200 m diatas permukaan laut.

Desa Poncokusumo mempunyai curah hujan rata-rata antara 2300 mm sampai dengan 2500 mm per tahun dan suhu rata-rata 22 sampai 26 derajat celcius, serta berjarak tempuh ke ibukota Kabupaten Malang kurang lebih sejauh 24 km.

Desa Poncokusumo terdiri dari 2 dusun yaitu Dusun Poncokusumo dan Dusun Drigu dengan jumlah penduduk sebanyak 6539 jiwa (Laki-laki 3339 jiwa dan perempuan 3200 jiwa).

Mayoritas penduduk di Desa ini bekerja sebagai petani. Lahan pertanian yang terbentang di sekitar pemukiman penduduk sebagian besar adalah ladang apel.

Desa Poncokusumo memiliki berbagai potensi di beberapa sektor, seperti sektor pertanian, peternakan, industri rumah tangga, dan pariwisata. Pada sektor pertanian, Desa Poncokusumo memiliki potensi di bidang pertanian holtikultura.

Adapun sektor peternakan memiliki potensi di bidang peternakan ayam, sapi, dan kambing. Sektor industri rumah tangga memiliki potensi di produksi makanan ringan dan kerajinan tangan. Potensi wisata yang mulai digali di Desa Poncokusumo diantaranya adalah River Tubing Sedaer, camping ground dan outbond Ledok Ombo, Banyu Biru, dan wisata downhill.

Dengan demikian, desa ini memiliki potensi untuk dijadikan Desa Agroindustri. Namun, pengelolaan beberapa sektor yang kurang baik menyebabkan desa ini masih belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Oleh karena itu diperlukan suatu metode pemasaran yang tepat.

Wisata Ledok Ombo

Desa Poncokusumo sebagai desa agropolitan memiliki potensi wisata yang cukup besar, karena di desa ini banyak terdapat tempat wisata yang dapat dijadikan sarana untuk menikmati liburan. Adapun tempat-tempat tersebut antara lain River Tubing Sedaer, camping ground dan outbond Ledok Ombo, Banyu Biru, serta wisata downhill.
Ledok Ombo merupakan salah satu tempat wisata yang digunakan sebagai tempat camping yang dilengkapi dengan outbond

Ledok Ombo merupakan suatu camping ground di desa Poncokusumo milik PERHUTANI yang dikelola oleh POKDARWIS. Area camping ground ini sering digunakan sebagai tempat acara-acara outdoor seperti kegiatan diklat, perkemahan, Pramuka, dan lain sebagainya.

Di kawasan ini terdapat wahana outbond dan fasilitas umum lain seperti kamar mandi, musholla, gazebo, tempat parkir, dan lapangan sepakbola. Namun, kawasan Ledok Ombo kurang tertata, pengelolaannya belum maksimal, tidak terdapat tempat pembuangan sampah yang memadai dan kurangnya papan informasi yang menunjukkan tempat-tempat di kawasan Ledok Ombo.

Sehingga diperlukan adanya pengembangan kawasan Ledok Ombo, seperti penambahan tempat pembuangan sampah dan papan informasi.

Kawasan Ledok Ombo merupakan suatu tempat terbuka dengan barisan pohon pinus dan tanaman hijau lain yang asri.

Selain itu, di Ledok Ombo terdapat dua unit rumah pohon yang dapat digunakan pengunjung untuk bermalam, sehingga tempat ini sering digunakan sebagai tempat pengambilan foto. Untuk meningkatkan daya tarik pengunjung, maka diperlukan penambahan area untuk berfoto di kawasan ini.

Potensi Desa Poncokusumo Sebagai Produsen Makanan Khas Malang

Desa Poncokusumo merupakan suatu daerah yang mempunyai suhu udara yang dingin karena terletak di lereng Gunung Semeru. Dengan keadaan yang demikian produk unggulan dari daerah ini adalah buah apel. Buah apel dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang dapat dikonsumsi masyarakat.

Apel merupakan salah satu buah-buahan tropis yang banyak dihasilkan di Indonesia. Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, buah apel juga dapat dikonsumsi dalam bentuk produk olahan yang dapat disimpan lebih lama.

Produk tersebut dapat berupa keripik apel, jenang apel dan sari apel seperti halnya yang ada di Desa Poncokusumo ini. Selain produksi dari bahan dasar apel, Desa ini juga memiliki industri rumah tangga berupa keripik buah seperti keripik pisang, keripik singkong dan keripik talas. Sedangkan produk lainnya adalah permen lollipop dan kerajinan dari kelobot jagung.

Akan tetapi, masyarakat Desa ini masih mengeluh mengenai kendala-kendala yang dihadapi saat memproduksi produk tersebut. Seperti halnya kelobot jagung, bahannya tidak tahan lama dan mudah busuk sehingga mengakibatkan kurangnya minat masyarakat lokal terhadap hasil kerajinan ini, serta masih kurangnya akses untuk pemasaran.

Selain kerajinan dari kelobot jagung, industri lain seperti sari apel, jenang apel, keripik apel, keripik pisang, keripik singkong, keripik talas dan permen lollipop memiliki kendala yang relatif sama yaitu, kurangnya akses untuk pemasaran dan memiliki daya saing yang tinggi di pasaran.

Hal ini terjadi karena produk yang serupa sudah banyak diproduksi dan sebagian besar sudah memiliki nama tersendiri. Selain itu, industri di Desa ini hanya memproduksi jika ada pesanan saja dan tidak dipasarkan secara terus menerus.

Scroll to Top