Bahasa Malangan, Bahasa Walikan Ciri Khas Kota Malang
Bahasa Malangan – Malang raya sebagai tempat tujuan wisata, harus selalu berbenah diri dan berinovasi untuk tetap menjaga eksistensi maupun meningkatkan daya tarik kepada para wisatawan.
Hal yang bisa dilakukan selain melakukan promosi yang terus menerus, juga perlu adanya penggalian potensi untuk meninggalkan kesan maupun menunjukan ciri khas Malang, baik melalui kulinernya, kesenian lokalnya, maupun kebudayaan lainnya.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa Malang punya Osob Ngalaman atau Bahasa Malangan atau yang lebih dikenal dengan Bahasa Walikan yang merupakan ciri khas Malang.
Bahasa Ngalaman Masa Kini Di Era Sosmed
Bahasa Malangan yang memiliki dua ciri utama, yaitu: Bahasa khas Malang/dialek Malang (Osob Ngalaman) dan Bahasa Walikan (Osob Kiwalan). Keduanya menyatu/tidak terpisahkan dalam pemakaian bahasa, baik dalam Bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Bahasa Malangan ini pada umumnya digunakan oleh masyarakat sebagai bahasa Slang, dalam berbagai komunitas yang ada di kota Malang. Banyak sekali komunitas yang terbentuk oleh kesamaan identitas, hobi, kepentingan, minat, kondisi hidup, pekerjaan kebutuhan, dan sebagainya. Komunitas tersebut antara lain, adalah group-group dalam Sosial Network yang salah satunya adalah Group OSOB NGALAMAN yang memang bertujuan mewadahi siapapun yang ingin berkomunikasi dalam bahasa Slang Malangan. Ini dia sebagian contoh penggunaan bahasa Malangan atau Osob Ngalaman tersebut adalah sebagai berikut:“RUTAM NUWUS SAM NGADAD,,, HELO NGUBAG ked GRUP.. #MALAS UTAS AWIJ# AE SAM” “ Matur Nuwun Mas Dadang, Oleh gabung ke Grup. #Salam Satu Jiwa#” “ Terima kasih Mas (Kak) Dadang. Boleh gabung ke Grup. #Salam Satu Jiwa#”Contoh lainnya adalah sebagai berikut
“oyi jess.. odop2. Wis nakam opo durung? Lek ewul ndang nakamo..” “Iyo Jess.. podo-podo. Wis makan opo durung? Lek luwe ndang makan o.” “Iya Jess.. sama-sama. Sudah makan apa belum? Kalau lapar cepat makan.”